Pelajaran
Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar
untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika
kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam
arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah
umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka
pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta
didik (siswa)
merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika
kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan,
strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang
direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu
pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian
dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa),
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber
belajar yang ada.
Model pembelajaran dibedakan dari
istilah strategi, metode, dan prinsip pembelajaran. Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,
metode , dan prinsip pembelajaran. Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Dalam pengertian lain, model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang
memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Model pembelajaran dapat juga diartikan sebagai suatu cara, atau strategi
atau rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang guru dalam suatu
pembelajarannya dari awal sampai akhir, dalam mengantar peserta didik mencapai
kompetensi tertentu.
Model pembelajaran adalah suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam setting tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran
termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Berikut, 5 macam model
pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran matematika, antara lain :
1. Model
Pembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) merupakan operasionalisasi dari suatu pendekatan
pendidikan matematika yang telah dikembangkan di Belanda dengan nama Realistic
Mathematics Education (RME) yang artinya pendidikan matematika realistik.
Pembelajaran
matematika realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan
yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika,
sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik dari pada yang
lalu. Yang dimaksud dengan realita yaitu hal-hal yang nyata atau kongret yang
dapat diamati atau dipahami peserta didik lewat membayangkan, sedangkan yang
dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat peserta didik berada baik
lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami peserta
didik. Lingkungan dalam hal ini disebut juga kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah
di dalam proses pembelajaran matematika dengan pendekatan PMR, sebagai berikut.
1.Langkah
pertama: memahami masalah kontekstual, yaitu guru memberikan masalah
kontekstual dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk memahami
masalah tersebut.
2.Langkah
kedua: menjelaskan masalah kontekstual, yaitu jika dalam memahami masalah siswa
mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan
cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa saran seperlunya, terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami.
3.Langkah
ketiga: menyelesaikan masalah kontekstual, yaitu siswa secara individual
menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri. Cara pemecahan
dan jawaban masalah berbeda lebih diutamakan. Dengan menggunakan lembar kerja,
siswa mengerjakan soal. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah
dengan cara mereka sendiri.
4.Langkah keempat: membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban masalah secara berkelompok. Siswa dilatih untuk mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam proses belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran.
5.Langkah kelima: menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur.
4.Langkah keempat: membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban masalah secara berkelompok. Siswa dilatih untuk mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki dalam kaitannya dengan interaksi siswa dalam proses belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran.
5.Langkah kelima: menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur.
2. Model
pembelajaran Example non example
Model Example
non Example adalah strategi pembelajaran yang menggunakan
media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong
siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan
permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang
disajikan.
Example
non example
a.
Materi: Bangun Datar (mengidentifikasi sifat bangun datar)
b. Alasan: Di dalam materi bangun datar, materi yang disajikan
terutama adalah gambar-gambar
dari bangun datar, sehingga cocok menggunakan model Examples Non
Examples yang langkah
langkah di dalamnya menyajikan gambar.
c. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
-Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
-Guru menempelkan gambar di papan.
-Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
-Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas
-Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
-Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai
-Kesimpulan
3. Model
Pembelajaran Jigsaw
Model
pemebelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar
kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie ( 1993: 73), bahwa pembelajaran
kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan
cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan
enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan
positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
Menurut
Stepen, Sikes and Snapp (1978 ) yang dikutip Rusman (2008), mengemukakan
langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw sebagai
berikut:
>Siswa
dikelompokan sebanyak 1 sampai dengan 5 orang sisiwa.
>Tiap
orang dalam team diberi bagian materi berbeda
>Tiap
orang dalam team diberi bagian materi yang ditugaskan
>Anggota
dari team yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bagian yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusiksn sub bab mereka.
>Setelah
selesai diskusi sebagai tem ahli tiap anggota kembali kedalam kelompok
asli dan bergantian mengajar teman satu tem mereka tentang sub bab yang
mereka kusai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.
>Tiap
tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
>Guru
memberi evaluasi.
>Penutup
Jigsaw
a. Materi : Mengubah Pecahan ke Bentuk
Persen dan Desimal serta Sebaliknya
b. Alasan : Model ini meningkatkan kerjasama
antar siswa, melibatkan semua siswa, dan bisa digunakan untuk soal hitungan
pada matematika.
c. Langkah-langkah
:
-Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
-Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda, ada yang
persen, pecahan, dan decimal.
-Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
-Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub
bab mereka
-Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab
yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan
sungguh-sungguh
-Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
-Guru
memberi evaluasi
-Penutup
4. Model
pembelajaran role playing
Role
playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya
ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986).
Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas,
meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing
sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar
membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang
lain (Basri Syamsu, 2000).
Model
Pebelajaran Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh
hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu
orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
Langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut :
-Guru
menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
-Menunjuk
beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.
-Guru
membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
-Memberikan
penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
-Memanggil
para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan.
-Masing-masing
siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.
-Setelah
selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk
membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.
-Masing-masing
kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
-Guru
memberikan kesimpulan secara umum.
-Evaluasi.
-Penutup.
Role
Playing
a. Materi: Mata Uang / Jual Beli
b. Alasan: Praktik jual bel dapat diperagakan oleh siswa
agar lebih mudah memahami.
c.
Langkah-langkah :
-Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
-Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
-Guru
membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
-Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
-Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan
-Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
-Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas
sebagai lembar kerja untuk membahas
-Masing-masing
kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
-Guru
memberikan kesimpulan secara umum
-Evaluasi
-Penutup
5. Model
pembelajaran berdasarkan masalah
Menurut
Suherman (2003: 7) Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi
siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Konsep yang dikemukakan Suherman menjelaskan bahwa model
pembelajaran adalah suatu bentuk bagaimana interaksi yang tercipta antara guru
dan siswa berhubungan dengan strategi, pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran yang digunkan dalam proses pembelajaran. Gijselaers ( 1996) Pembelajaran
berbasis masalah diturunkan dari teori bahwa belajar adalah proses dimana
pembelajar secara aktif mengkontruksi pengetahuan.
Berikut
langkah-langkah PBM.
Ada 5
fase (tahap) yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan PBL.
Fase Aktivitas guru
Fase Aktivitas guru
Fase 1:
Mengorientasikan mahasiswa pada masalah. Menjelaskan tujuan pembelajaran,
logistik yang diperlukan, memotivasi mahasiswa terlibat aktif pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2:
Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar. Membantu mahasiswa membatasi dan
mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
Fase 3:
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Mendorong mahasiswa
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari untuk
penjelasan dan pemecahan
Fase 4:
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Membantu mahasiswa merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Membantu mahasiswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangusungnya pemecahan masalah.
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Membantu mahasiswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangusungnya pemecahan masalah.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
a. Materi : Mengenal satuan waktu
b. Alasan : Menghitung waktu merupakan hal yang mudah.
Dalam soal cerita, hal tersebut dapat menjadi masalah yang harus
dipecahkan. Makanya dapat menggunakan model ini.
c.
Langkah-langkah :
-Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
-Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal,
dll.)
-Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan
data, hipotesis, pemecahan masalah.
-Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
-Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
d. Contoh soal yang dapat diberikan :
Bagas dan Soni berencana untuk makan di warung Pak Bimo dan pergi
latihan softball bersama. Latihan softball dimulai pukul 10.00. Bagas
memerlukan waktu ¾ jam untuk menjemput Soni dan pergi ke warung Pak Bimo dekat
lokasi latihan softball. Untuk makan dan berjalan ke lokasi latihan diperlukan
waktu 1 ¼ jam. Mereka ingin tiba di lokasi latihan 15 menit sebelum di
mulai. Pukul berapa Bagas seharusnya meninggalkan rumahnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar