Kamis, 23 November 2017

Alergi Terhadap Matematika



Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib disetiap jenjang pendidikan, lalu bagaimana dengan anak didik yang mengalami alergi terhadap matematika? Ya, tidak sedikit peserta didik di Indonesia memiliki pandangan sinis mengenai ilmu matematika. Bagi sebagian besar peserta didik di setiap jenjang pendidikan, menganggap bahwa matematika adalah mata pelajaran yang wajib dibumihanguskan.

Alergi terhadap matematika dikalangan peserta didik bukan merupakan sebuah penyakit, hal ini merupakan hasil buah fikiran mereka yang mengklaim bahwa belajar matematika dapat membuat suhu tubuh mereka berubah-ubah, merasakan keringat dingin yang hebat, bahkan merasa pusing seketika saat wajah-wajah guru mata pelajaran yang terkesan seram mengajukan pertanyaan secara tiba-tiba pada diri mereka. Pola fikir mereka yang seperti inilah yang kemudian menjadikan mereka alergi terhadap mata pelajaran tersebut.
“Hidup tanpa matematika itu tidak bernilai”, mungkin filosofi tersebut tidak pernah sekalipun terlintas dalam benak peserta didik yang alergi terhadap matematika. Mereka hanya berfikir bahwa matematika itu sekedar ilmu hitung yang digunakan dalam dunia pendidikan saja, namun nyatanya setiap langkah kaki mereka dari tempat asal ketempat tujuan mereka bergerak tidak lepas dari ilmu pastinya matematika, membangun rumah butuh matematika, membeli baju sesuai ukuran juga membutuhkan matematika, bahkan uang tanpa nilai angka matematika itu tidak berguna. Lantas bagian penjuru dunia mana yang tidak membutuhkan ilmu matematika?
Ratu dari segala ilmu, itu julukan yang sering digunakan oleh pencinta matematika. Begitu berkuasanya matematika dalam kehidupan sehingga mereka yang menganggap matematika itu penting menjadikannya ratu dari segala jenis ilmu apapun. Mereka yang mengalami alergi tentu saja disebabkan kurangnya penguatan ilmu matematika sejak dini. Jadi wajar saja mereka yang alergi akan membenci bahkan kerap sekali menjadi matematika sebagai musuh mereka dalam kehidupan.
Untuk hal tersebut, maka perlu adanya perubahan paradigma wali peserta didik dalam memberikan penguatan imu matematika yang kuat sejak dini. Hal ini guna mentolerirkan, wajah jenuh peserta didik ketika berhadapan dengan ilmu pasti tersebut. Sebab dengan adanya ikatan yang kuat terhadap matematika sejak dini, tidak akan menyebabkan gejolak hati dan fikiran yang membebani peserta didik sehingga menjadikan matematika suatu penyakit yang beralergi bagi diri mereka.

1 komentar: