Matematika merupakan salah satu
mata pelajaran wajib disetiap jenjang pendidikan, lalu bagaimana dengan anak
didik yang mengalami alergi terhadap matematika? Ya, tidak sedikit peserta
didik di Indonesia memiliki pandangan sinis mengenai ilmu matematika. Bagi
sebagian besar peserta didik di setiap jenjang pendidikan, menganggap bahwa
matematika adalah mata pelajaran yang wajib dibumihanguskan.
Alergi terhadap matematika
dikalangan peserta didik bukan merupakan sebuah penyakit, hal ini merupakan
hasil buah fikiran mereka yang mengklaim bahwa belajar matematika dapat membuat
suhu tubuh mereka berubah-ubah, merasakan keringat dingin yang hebat, bahkan
merasa pusing seketika saat wajah-wajah guru mata pelajaran yang terkesan seram
mengajukan pertanyaan secara tiba-tiba pada diri mereka. Pola fikir mereka yang
seperti inilah yang kemudian menjadikan mereka alergi terhadap mata pelajaran
tersebut.
“Hidup tanpa matematika itu tidak
bernilai”, mungkin filosofi tersebut tidak pernah sekalipun terlintas dalam
benak peserta didik yang alergi terhadap matematika. Mereka hanya berfikir
bahwa matematika itu sekedar ilmu hitung yang digunakan dalam dunia pendidikan
saja, namun nyatanya setiap langkah kaki mereka dari tempat asal ketempat
tujuan mereka bergerak tidak lepas dari ilmu pastinya matematika, membangun
rumah butuh matematika, membeli baju sesuai ukuran juga membutuhkan matematika,
bahkan uang tanpa nilai angka matematika itu tidak berguna. Lantas bagian
penjuru dunia mana yang tidak membutuhkan ilmu matematika?
Ratu dari segala ilmu, itu
julukan yang sering digunakan oleh pencinta matematika. Begitu berkuasanya
matematika dalam kehidupan sehingga mereka yang menganggap matematika itu
penting menjadikannya ratu dari segala jenis ilmu apapun. Mereka yang mengalami
alergi tentu saja disebabkan kurangnya penguatan ilmu matematika sejak dini.
Jadi wajar saja mereka yang alergi akan membenci bahkan kerap sekali menjadi
matematika sebagai musuh mereka dalam kehidupan.
Untuk hal tersebut, maka perlu
adanya perubahan paradigma wali peserta didik dalam memberikan penguatan imu
matematika yang kuat sejak dini. Hal ini guna mentolerirkan, wajah jenuh
peserta didik ketika berhadapan dengan ilmu pasti tersebut. Sebab dengan adanya
ikatan yang kuat terhadap matematika sejak dini, tidak akan menyebabkan gejolak
hati dan fikiran yang membebani peserta didik sehingga menjadikan matematika
suatu penyakit yang beralergi bagi diri mereka.
Terimakasih untuk kunjungannya
BalasHapus