Matematika merupakan salah satu pelajaran
pokok yang di ujikan dalam Ujian Nasional untuk itu matematika salah satu
mata pelajaran yang wajib di pelajari, dan matematika merupakan permasalahan
dunia sehingga matematika tidak hanya berkaitan dengan angka .Untuk itu
banyak sekali bidang kajian yang di pelajari di program studi matematika,
bagi anda yang ingin melatih
daya nalar dan kemampuan mengalisa, program studi
ini media yang tepat untuk mengembangkan diri, melalui program studi ini,
anda juga akan mengetahui manfaat matematika dalam kehidupan sehari- hari
misaya masalah- masalah yang bebrkaitan dengan telekomukasi asuransi dan
perbankan, keuangan dan pengkodean, kendali, stabilisasi, optimisasi dll.
Namun tidak semua siswa membenci pelajaran matematika bahkan ada
yang menyukai terhadap pelajaran ini hingga mengibaratkan sehari tanpa
matematika dunia secara sunyi tak berpenghuni karena mereka menganggap rumus-
rumus itu adalah Nyanyian dan mereka bangga sehingga tidak heran jiaka siswa yang
menyukai pelajaran ini mampu memperoleh nilai di atas KKM.
Menurut Johnson dan Myklebust (1967: 244),
matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah
untuk memudahkan berfikir. Lerner (1988: 172) mengemukakan bahwa matematika di
samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang
memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai
elemen dan kuantitas. Kline (1981: 172) juga mengemukakanbahwa matematika
merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar
deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.
Pembelajaran
di sekolah tidak selalu berhasil mencapai tujuan, namun ada hal-hal yang sering
mengakibatkan kegagalan ataupun menjadi gangguan. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik itu faktor internal
ataupun eksternal dari siswa. Begitu pula dalam belajar matematika, banyak
siswa mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan belajar. Siswa yang mengalami
kegagalan sering mengatakan bahwa matematika itu sulit dipelajari.
Menurut
Hamalik (1982: 139), hal-hal yang mengakibatkan kegagalan atau setidak-tidaknya
menjadikan gangguan dalam kemajuan belajar disebut sebagai kesulitan belajar.
Selanjutnya kesulitan belajar diartikan oleh Soleh (1999: 35) sebagai
kendala-kendala yang menyebabkan ketidakberhasilan dalam belajar.
Jadi dapat dikatakan kesulitan belajar adalah kendala-kendala yang menyebabkan ketidakberhasilan dalam belajar dan mengakibatkan kegagalan atau setidak-tidaknya menjadikan gangguan dalam kemajuan belajar.
Jadi dapat dikatakan kesulitan belajar adalah kendala-kendala yang menyebabkan ketidakberhasilan dalam belajar dan mengakibatkan kegagalan atau setidak-tidaknya menjadikan gangguan dalam kemajuan belajar.
Dalam
kenyataan pembelajaran matematika di sekolah masih banyak siswa yang mengalami
hambatan dan kendala-kendala dalam menyelesaikan soal, atau dikatakan siswa
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Menurut Soleh
(1999: 34) karakteristik matematika, yaitu objeknya yang abstrak, konsep dan
prinsipnya berjenjang, dan prosedur pengerjaannya banyak memanipulasi
bentuk-bentuk ternyata menimbulkan kesulitan dalam belajar matematika.
Karakteristik tersebut merupakan bagian dari objek langsung pembelajaran
matematika, sehinggga penyebab kesulitan belajar matematika yang dialami siswa
dapat diuraikan menurut objek langsung pelajaran matematika sebagai berikut :
a. Fakta
Fakta
merupakan perjanjian atau pemufakatan yang dibuat dalam matematika, misalnya
lambang, nama, istilah, serta perjanjian. Kaitannya dengan kesulitan belajar
matematika siswa, maka siswa sering mengalami kesulitan disebabkan dari adanya
lambang-lambang atau simbol, huruf dan kata (Soleh, 1999: 35).
b. Konsep
Konsep
merupakan pengertian abstrak yang memungkinkan seseorang menggolong-golongkan
objek atau peristiwa (Mohammad Soleh, 1999: 8). Hubungannya dengan kesulitan
belajar matematika, maka siswa sering mengalami kesulitan untuk menangkap
konsep dengan benar.
c. Prinsip
Prinsip
yaitu pernyataan yang menyatakan berlakunya suatu hubungan antara beberapa konsep.
Pernyataan itu dapat menyatakan sifat-sifat suatu konsep, atau hukum-hukum atau
teorema atau dalil yang berlaku dalam konsep itu (Soleh, 1999: 8). Berkaitan
dengan kesulitan belajar yang dialami siswa dalam belajar matematika, maka
sering siswa tidak memahami asal usul suatu prinsip, ia tahu rumusnya dan
bagaimana menggunakannya, tetapi tidak tahu mengapa digunakan.
d. Skill
Skill
merupakan prosedur mempercepat pengerjaan, namun tetap didasari logika yang
benar (Soleh, 1999: 8). Ketidaklancaran menggunakan skill/prosedur terdahulu,
berpengaruh pada pemahaman prosedur berikutnya.
Kemudian
jika ditinjau pendapat Soleh (1998:39), maka ia membagi penyebab kesulitan
belajar yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika sebagai
berikut :
a. Ketidakmampuan
siswa dalam penguasaan konsep secara benar
Ini banyak dialami oleh siswa yang belum sampai ke proses berpikir abstraksi, yaitu masih berada dalam taraf berpikir kongkrit. Siswa baru sampai kepemahaman instrumen (instrumental understanding), yang hanya tahu contoh-contoh tetapi tidak dapat mendeskripsikannya. Siswa belum sampai kepemahaman relasi (relational understanding), yang dapat menjelaskan hubungan antar konsep. Akibatnya siswa semakin mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep lainnya yang diturunkan dari konsep yang belum dikuasainya tadi. Jalan pintasnya ia memberi pengertian sendiri dari konsep-konsep itu, ini disebut miskonsepsi.
Ini banyak dialami oleh siswa yang belum sampai ke proses berpikir abstraksi, yaitu masih berada dalam taraf berpikir kongkrit. Siswa baru sampai kepemahaman instrumen (instrumental understanding), yang hanya tahu contoh-contoh tetapi tidak dapat mendeskripsikannya. Siswa belum sampai kepemahaman relasi (relational understanding), yang dapat menjelaskan hubungan antar konsep. Akibatnya siswa semakin mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep lainnya yang diturunkan dari konsep yang belum dikuasainya tadi. Jalan pintasnya ia memberi pengertian sendiri dari konsep-konsep itu, ini disebut miskonsepsi.
b. Ketidakmampuan
siswa menangkap arti dari lambang-lambang
Siswa hanya dapat menuliskan dan mengucapkan, sudah tentu siswa tidak dapat menggunakannya. Akibatnya semua kalimat matematika menjadi tak berarti baginya. Jalan pintasnya, memanipulasi sekehendaknya lambang-lambang itu.
Siswa hanya dapat menuliskan dan mengucapkan, sudah tentu siswa tidak dapat menggunakannya. Akibatnya semua kalimat matematika menjadi tak berarti baginya. Jalan pintasnya, memanipulasi sekehendaknya lambang-lambang itu.
c. Ketidakmampuan
siswa dalam memahami asal-usulnya suatu prinsip. Siswa tahu apa rumusnya dan
bagaimana menggunakannya, tetapi tidak tahu mengapanya. Akibatnya, siswa tidak
tahu di mana atau dalam konteks apa prinsip itu digunakan.
d. Siswa
tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur
Ketidaklancaran menggunakan operasi dan prosedur terdahulu, berpengaruh lagi pada pemahaman prosedur yang berikutnya.
Ketidaklancaran menggunakan operasi dan prosedur terdahulu, berpengaruh lagi pada pemahaman prosedur yang berikutnya.
e. Ketidaklengkapan
pengetahuan ini akan menghambat kemampuannya untuk memecahkan masalah
matematika. Sementara itu, pelajaran terus berlanjut secara berjenjang, jadilah
matematika suatu misteri.
Dari
uraian tersebut di atas dapat diketahui penyebab kesulitan belajar matematika
dalam menyelesaikan soal-soal adalah dikarenakan siswa ketidakmampuan siswa
dalam menerima objek langsung matematika, sehingga menyebabkan siswa tidak
dapat menguasai konsep secara benar, siswa tidak mampu dalam menangkap arti
dari lambang-lambang, siswa tidak mampu dalam memahami asal usul suatu prinsip,
dan siswa tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar