Kamis, 14 Desember 2017

Say No to Math!

Mengapa banyak sekali sebagian dari kita membenci matematika? Smungkin satu-satu alasanya hanya karna “Sulit”. Ya, mungkin memang benar, semakin anda membenci sesuatu, maka semakin rumit pula sesuatu itu untuk dimengerti, kira-kira seperti itulah. Lantas, bukankah matematika itu sangat banyak membantu kita dalam kehidupan sehari- hari?
Siswa-siswi mulai dari sekolah dasar, sekolah pertama hingga sekolah menengah tidak akan mampu menghindar dari mata pelajaran yang satu ini. Matematika yang dikenal sebagai “the
scared of study” dan guru mata pelajaran itu sendiri yang dikenal sebagai” the monster at the school” sangat mempengaruhi jiwa bahkan psikis anak yang sangat terbebani dengan kesulitan mata pelajaran tersebut.
Berikut beberapa alasan mengapa banyak siswa yang ingin lari dari matematika dan memicu timbulanya pola fikir “Say No To Math!”, antara lain yaitu:
1.      Guru yang membosankan
Matematika adalah pelajaran angka. Jika seorang guru hanya terpaku pada angka dan rumus baku, maka jalannya proses belajar akan terasa membosankan. Kalau sudah begini, siswa akan bosan, ngantuk, dan tak lagi fokus pada pelajaran.
Apalagi saat sekolah dasar (SD) dulu, satu guru mengajarkan banyak pelajaran, salah satunya matematika. Jika guru tersebut juga kurang suka matematika, bisa dipastikan suasana pembelajaran akan terasa membosankan. Padahal masa-masa SD adalah tahapan dasar untuk membentuk pondasi pola pikir dalam memandang suatu pelajaran.
2.      Tidak ada jalan ceritanya, yang ada hanya angka
Setiap orang suka bercerita. Apalagi jika kisah itu bagus, pasti banyak orang yang mau mendengarkannya. Namun seringkali guru matematika tidak menambahkan cerita ketika sedang mengajar. Alhasil, matematika terasa membosankan.
Membangun cerita ketika sedang mempelajari sesuatu adalah metode yang kerap dipakai untuk mengajar. Hampir semua mata pelajaran punya kisah yang dapat diceritakan. Namun matematika tetaplah pelajaran logika dan fakta, tidak semuanya mengandung cerita menarik. Terlebih jika diajarkan pada anak usia dini, mereka akan cepat bosan.
3.      Ada banyak rumus untuk memecahkan soal sederhana
Untuk memperoleh angka 15 saja, ada banyak rumus yang bisa kamu pakai, misalnya 5x3, 10+5, atau 18-3. Maksudnya, untuk memecahkan persoalan matematika, kamu bisa memakai berbagai rumus untuk mendapatkan suatu jawaban yang sama.
Inilah yang terkadang membuat siswa kebingungan. Belum lagi ada berbagai rumus dan turunannya. Dalam suatu kondisi, kamu pasti pernah merasa  kebingungan memilih rumus yang hendak kamu gunakan.
4.      Tidak tahu fungsi dan korelasi satu sama lain
Tiada hari tanpa rumus, logika, dan konsep dalam matematika yang terkadang tidak memiliki keterkaitan satu topik dengan lainnya. Yang perlu kamu lakukan adalah memahami konsep, menemukan rumus yang tepat, kemudian menyelesaikan persoalan.
Pada akhirnya, meski kamu sudah benar dalam menjawab soal dan mendapat kepuasan batin, ada pertanyaan yang mungkin mengganjal di benakmu: Apakah rumus-rumus itu berguna untuk kehidupan sehari-hari? Jika iya, bagaimana penerapannya?
5.      Tidak bisa dihapalkan
Hampir semua pelajaran memiliki metode pembelajaran dengan hapalan, contohnya Sejarah, Biologi, Geografi, atau Bahasa Inggris. Lain halnya dengan matematika. Meskipun kamu sudah hapal rumus-rumusnya di luar kepala, belum tentu penerapannya berjalan mulus.
Setiap hari kamu mungkin sudah latihan menggunakan berbagai jenis rumus, namun ketika ujian tiba, kamu nggak bakal menemui soal yang sama. Rumus boleh sama, tapi soalnya beda. Itulah matematika.
6.      Antara benar dan salah
Jika dalam pelajaran lain jawaban Anda mendekati dengan kebenaran, maka masih ada nilai untuk usaha Anda menjawab soal. Berbeda dengan matematika, kalau jawabannya sudah salah ya tetap salah. Meskipun Anda sudah menggunakan rumus yang panjang dan lebar, tetapi jika hasil akhirnya salah, maka jawaban Anda salah.
7.      Takut salah dalam menjawab soal

Hal ini ada sangkut pautnya dengan poin sebelumnya, yakni antara benar dan salah. Banyak yang menyerah dalam menjawab soal matematika dan tidak mau mencoba karena mereka takut salah dalam menjawab soal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar