Mengapa
banyak sekali sebagian dari kita membenci matematika? Smungkin satu-satu
alasanya hanya karna “Sulit”. Ya, mungkin memang benar, semakin anda membenci
sesuatu, maka semakin rumit pula sesuatu itu untuk dimengerti, kira-kira
seperti itulah. Lantas, bukankah matematika itu sangat banyak membantu kita
dalam kehidupan sehari- hari?
Siswa-siswi
mulai dari sekolah dasar, sekolah pertama hingga sekolah menengah tidak akan
mampu menghindar dari mata pelajaran yang satu ini. Matematika yang dikenal sebagai
“the
scared of study” dan guru mata pelajaran itu sendiri yang dikenal sebagai”
the monster at the school” sangat mempengaruhi jiwa bahkan psikis anak yang
sangat terbebani dengan kesulitan mata pelajaran tersebut.
Berikut
beberapa alasan mengapa banyak siswa yang ingin lari dari matematika dan memicu
timbulanya pola fikir “Say No To Math!”, antara lain yaitu:
1. Guru
yang membosankan
Matematika adalah pelajaran angka. Jika seorang guru
hanya terpaku pada angka dan rumus baku, maka jalannya proses belajar akan
terasa membosankan. Kalau sudah begini, siswa akan bosan, ngantuk, dan tak lagi
fokus pada pelajaran.
Apalagi saat sekolah dasar (SD) dulu, satu guru
mengajarkan banyak pelajaran, salah satunya matematika. Jika guru tersebut juga
kurang suka matematika, bisa dipastikan suasana pembelajaran akan terasa
membosankan. Padahal masa-masa SD adalah tahapan dasar untuk membentuk pondasi
pola pikir dalam memandang suatu pelajaran.
2. Tidak
ada jalan ceritanya, yang ada hanya angka
Setiap orang suka bercerita. Apalagi jika kisah itu
bagus, pasti banyak orang yang mau mendengarkannya. Namun seringkali guru
matematika tidak menambahkan cerita ketika sedang mengajar. Alhasil, matematika
terasa membosankan.
Membangun cerita ketika sedang mempelajari sesuatu
adalah metode yang kerap dipakai untuk mengajar. Hampir semua mata pelajaran
punya kisah yang dapat diceritakan. Namun matematika tetaplah pelajaran logika
dan fakta, tidak semuanya mengandung cerita menarik. Terlebih jika diajarkan
pada anak usia dini, mereka akan cepat bosan.
3. Ada
banyak rumus untuk memecahkan soal sederhana
Untuk memperoleh angka 15 saja, ada banyak rumus yang
bisa kamu pakai, misalnya 5x3, 10+5, atau 18-3. Maksudnya, untuk memecahkan
persoalan matematika, kamu bisa memakai berbagai rumus untuk mendapatkan suatu
jawaban yang sama.
Inilah yang terkadang membuat siswa kebingungan. Belum
lagi ada berbagai rumus dan turunannya. Dalam suatu kondisi, kamu pasti pernah
merasa kebingungan memilih rumus yang hendak kamu gunakan.
4. Tidak
tahu fungsi dan korelasi satu sama lain
Tiada hari tanpa rumus, logika, dan konsep dalam
matematika yang terkadang tidak memiliki keterkaitan satu topik dengan lainnya.
Yang perlu kamu lakukan adalah memahami konsep, menemukan rumus yang tepat,
kemudian menyelesaikan persoalan.
Pada akhirnya, meski kamu sudah benar dalam menjawab
soal dan mendapat kepuasan batin, ada pertanyaan yang mungkin mengganjal di
benakmu: Apakah rumus-rumus itu berguna untuk kehidupan sehari-hari? Jika iya,
bagaimana penerapannya?
5. Tidak
bisa dihapalkan
Hampir semua pelajaran memiliki metode pembelajaran
dengan hapalan, contohnya Sejarah, Biologi, Geografi, atau Bahasa Inggris. Lain
halnya dengan matematika. Meskipun kamu sudah hapal rumus-rumusnya di luar
kepala, belum tentu penerapannya berjalan mulus.
Setiap hari kamu mungkin sudah latihan menggunakan
berbagai jenis rumus, namun ketika ujian tiba, kamu nggak bakal menemui soal
yang sama. Rumus boleh sama, tapi soalnya beda. Itulah matematika.
6. Antara
benar dan salah
Jika
dalam pelajaran lain jawaban Anda mendekati dengan kebenaran, maka masih ada
nilai untuk usaha Anda menjawab soal. Berbeda dengan matematika, kalau
jawabannya sudah salah ya tetap salah. Meskipun Anda sudah menggunakan rumus
yang panjang dan lebar, tetapi jika hasil akhirnya salah, maka jawaban Anda
salah.
7. Takut
salah dalam menjawab soal
Hal
ini ada sangkut pautnya dengan poin sebelumnya, yakni antara benar dan salah.
Banyak yang menyerah dalam menjawab soal matematika dan tidak mau mencoba
karena mereka takut salah dalam menjawab soal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar